Sunday, September 5, 2010

Flash Fiction: Kasih dan Esa

Sebenarnya ini sebuah tulisan yang secara tidak sengaja saya buat karena ingin melihat proses sebuah perlombaan menulis di flashfiction.ubudwriterfestival.com, sebuah flash fiction :) Selamat membaca (tidak perlu di vote, hha).

Kasih dan Esa

Lagi-lagi kami terjebak dalam sebuah keterbatasan aturan. Antara Tuhan dengan agama.

Ada apa sebenarnya? Benarkah Tuhan itu ada? Ya, kami percaya adanya Tuhan. Tuhan, kami merindukanmu, kami hamba-hambamu yang tidak dapat bersatu di dunia ini.

Kami mempercayai Mu, kami tunduk kepada Mu walaupun dengan cara yang berbeda. Antara agama dan cinta. Haruskah kurelakan cinta kami? Haruskah dia relakan cinta kami? Atau haruskah kami merelakan ini semua demi cinta kami?

***

“Apakah kamu sudah bicara dengan Nya? Kamu tahu darimana Dia tidak mengijinkannya?” tanyanya dalam sebuah perjalanan, dan inilah hal yang sering kami bicarakan.

“Tuhan berbicara melalui wahyu yang diturunkannya melewati kitab. Lantas, kamu pun belum berbicara dengan Nya, kamu juga tidak dapat memastikan apa yang akan dikatakanNya.” Jawabku.

“Ya betul, karena aku bukan Tuhan.” Lanjutnya, dan kami terdiam seperti biasanya.

***

Kami, sepasang kekasih yang dibatasi oleh aturan-aturan dasar. Kami yang mendambakan sebuah keluarga dan hanya menjadi sebuah impian semu. Kami dibangunkan dengan sebuah tembok besar berupa nisan kesedihan dengan pahatan rasa cinta kasih kami terkubur di dalamnya.

Jika kami padamkan kasih ini, apakah kasih ini bisa bertemu dengan Mu Tuhan? Wakilkanlah kasih kami untuk menjawab kegelisahan ini. Bisikkanlah kepada kami untuk menerima ini dengan ikhlas.

Maaf Tuhan, kami selalu memohon kepadaMu apa yang kami inginkan. Engkaulah yang Maha Mengetahui.

Kami bertemu, kami mendekat, kami menantangnya, kamilah yang memulai dan menantangnya, lalu kami mencoba dan berusaha, kami bertanya, dan kini kami berpisah.

Tuhan, pertemukanlah kasih ini di samping tahtamu, berdampingan bersama. Kasih ini bersatu pada satu cinta kami kepadaMu, yang Maha Esa.

Tuhan, inilah cinta kami.



1 comment: