Thursday, July 29, 2010

22 - 28 Juni 2010

22 Juni 2010
Saya berangkat dari Yogya ke Jakarta, dari bandara Soekarno Hatta, kami sekeluarga langsung menuju ke Bogor menggunakan mobil carteran, biayanya Rp 250.000 (katanya sih segitu standar, nggak tau juga kalau dinaik-naikin).
Kami menginap di hotel Rengginan di daerah Jl.Padjajaran Bogor, lebih tepatnya seperti wisma sih.Sesampai disana, kami beristirahat sebentar dan mandi, lalu tidak lupa dihiasi pertengkaran adik kakak, hha.
Puncaknya, ketika keadaan sudah sangat beku, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar,
ternyata ada tamu, mendadak wajah kami berlima langsung tersenyum, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Om Totok namanya, teman lama orangtua saya ketika kami masih di Bogor dulu. Lucunya setelah duduk, si om bertanya "Ini masih pada suka berantem nggak kakak adik?" kontan semua terkaget, kok pas banget ya tanyanya? atau memang bertengkar sudah jadi rutinitas kami, hha.
Setelah magrib kami menuju ke rumah si om, bertemu dengan si tante dan si adek kecil yang lucu banget. Umurnya sekitar 3 tahun, cowok, dan dia sangat tertarik dengan AC dan merk Toilet. Saya lihat buku gambarnya juga dia menggambar AC dan toilet lengkap dengan berbagai merek, di rumahnya juga si adek membuat mainan dari kerdus yang katanya itu adalah AC, hha. Unik. Setelah saling berbincang dan makan malam, kami pulang, sambil membawa mobilnya si Om, makasih ya Om pinjaman mobilnya :)

23 Juni 2010
Pagi hari, entah jam berapa mama saya mengajak si bapak ke pasar. Memang salah satu hobi si mama yang kalau kemana aja selalu pingin lihat pasar, heran.
Setelah pulang dari pasar, semua sudah mandi, dan mengantar mama ke Kebun Raya untuk bertemu dengan temannya yang akan membantu penelitian si mama. Orangnya antik, berkali-kali si Bapak bicara begitu.
Saya, aza dan Aria di drop di Botani Square. Disana sama seperti mall mall biasanya, ya kalau di Yogya setingkat Ambarukmo Plasa. Yang beda cuma disana IPB punya counter yang menyediakan berbagai hasil olahan alami buatan mereka, tapi mahal-mahal. Mulai dari permen, coklat, madu, sabun, gula, teh dan jamu.

Sepulang dari Botani kami check out dari hotel dan carter mobil ke Tangerang. Harganya juga sama, sekitar 200an.

Di tengah jalan saya mengeluh nyeri perut, dan sampai pom bensin saya muntah-muntah. Mungkin mabuk perjalanan.
Akhirnya saya sampai juga di BSD city. Sampai disana perut saya semakin menjadi jadi sakitnya, semua heboh, saya langsung dibawa ayah saya bersama sepupu saya ke Dalima hospital. Kata dokter lambung saya memang bermasalah, kadar asamnya meningkat, bisa dikatakan infeksi lambung, selain itu radang tenggorokan saya bermasalah lagi, bronkitis, dan akhirnya saya demam.

Sampai di rumah, semua keluarga besar sudah khawatir, jadi nggak enak sendiri, kok malah saya yang jadi bintangnya, bukan yang nikahan, hhe.
Malamnya, semua keluarga berangkat menuju ke rumah pengantin perempuan yang di BSD juga, di rumah cuma ada saya, dan 2 kakak beradik, yang sedang berlatih piano dan biola yang besok bakal main di acara resepsi besok. Lumayan, saya istirahat ditemani alunan musik klasik, tenang :)


24 Juni 2010
Pagi, semua sibuk berdandan. Saya harus kuat, karena saya menjaga buku tamu. Hanya bertiga, saya, adik perempuan saya, dan sepupu saya. Saya yang paling tua, dan satu-satunya yang single, hha. Akad nikah berlangsung di rumah pengantin perempuan lalu resepsi langsung di hotel dekat mall Karawaci, sebelahnya imperial golf kalau nggak salah, lupa deh saya. Sampai hotel saya langusung mengicar toilet, dan saya muntah lagi. Wah, yang mau menikah siapa, kok saya yang tegang, hhe.
Acara berlangsung dengan sukses :)

25 Juni 2010
Pagi hari, sambil mengantar Bapak dan kedua adik saya pulang ke Yogya, lagi-lagi mama saya mau mampir dulu ke pasarnya BSD, lalu kami berdua di drop disana sekaligus berpamitan. Setelah berkeliling di pasar, saya dan si mama naik bus trans BSD - Mangga dua, busnya nyaman dan tidak sumpek, biayanya Rp 12.000 per orang.
Sekitar jam 11 saya sampai di Mangga dua, berkeliling, belanja, dan jam setengah 4 kami sudah stay di depan mangga 2 menunggu Bus ke BSD. Perjalanan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam.
Sampai di rumah, saya mandi dan saya berangkat ke Teras Kota bersama 3 sepupu saya,
lagi-lagi saya yang paling tua, sepupu saya kelas 2 SMP, 6 SD dan 2 SD. Saya memang sangat cocok, terlihat seperti janda kesepian.hha.

26 Juni 2010
Jam 9 saya sudah harus sampai di Bogor, dari BSD jam 7 saya berangkat naik taksi, pastikan kalian naik Blue Bird, itu aman dan terjamin. BSD - Bogor sekitar 250 rbuan dengan taksi. Saya menginap di hotel daerah Jambu Dua. Hotelnya seperti hotel mesum deh, hha. Lebih enak hotel yang pertama, banyak makanan dimana-mana dan kendaraannya lebih banyak.
Mama saya langsung cabut ke Cibinong, menuju ke LIPI. Saya di hotel istirahat, siangnya saya ke Botani Square, jalan-jalan sambil makan. Dari Jambu Dua saya naik angkot jalur 9, biayanya 2rb. Jam 3 saya sudah di hotel lagi.
Jam 7, kami ke Jambu Dua mencari kacamata minus yang langsung jadi dan murah seperti yang biasa dijual di depan gor UNY. Akhirnya kami mendapatkan kacamata minus 1,5 seharga 30rb. Kacamata mama saya tertinggal entah dimana. Malam harinya saya kumat lagi, saya tidak ingat tetapi kata si mama yang tidur di sebelah saya, saya selalu terbangun. mengigau dan berkeringat dingin.

27 Juni 2010
Mama pergi lagi ke LIPI. Saya masih malas untuk pergi kemana-mana.
Akhirnya saya lapar dan saya harus mengisi perut saya sebelum penyakit saya kambuh lagi. Di depan hotel saya naik ojek menuju Eka Lokasari, mahal sekali!!! 20rb! Ohya, di Bogor tidak seperti Yogya, peraturan penggunaan helm disana tidak ketat.
Kalau Botani setingkat Amplas, sedangkan Ekalos setingkat Galeria. Disana saya cuma putar-putar, membeli buku, makan, mencicipi Chimory dan membeli breadtalk dan KFC untuk dibawa pulang untuk dijadikan makan malam saya dan mama saya. Nggak sampai 2 jam disana. Saya pulang naik angkot, menyesal naik ojek. Saya naik jalur 8.
Malamnya, saya dan mama ke Tajur mencari tas. Naik bus 9 turun di Botani lalu lanjut naik jalur 1 A. Angkot disana 24 jam, dan katanya sih aman. Tapi terbukti memang aman.

28 Juni 2010
Hari terakhir di Bogor, mama saya masih harus ke LIPI. Saya ke Kebun Raya Bogor. Naik jalur 8. Saya turun di pintu utama. Sudah berapa tahun saya nggak kesana, dan ternyata luas sekali. Saya sendirian dan berjalan kaki tanpa membawa kamera. Hampir saja saya nyasar didalam sana. Istirahat di Dedaunan Cafe yang ada disana, saya kira seperti cafe vegetarian. ternyata ketika membuka menu halaman pertama malah bebek. Mahal-mahal. Saya akhirnya membeli Dedaunan Pancake, 17rb sudah include tax. Saya tidak beli minum, sudah menipis uangnya.
Keluar dari kebun raya, saya duduk-duduk dulu, capeknyaaa sama seperti ketika saya jalan menuju Gua Jepang di daerah Kaliurang Yogyakarta. Tapi bedanya saya sendirian, jadi lelahnya lebih lebih lagi. Lalu saya ke pasar Bogor, membeli asinan.
Waktu masih siang, saya bingung mau kemana. Akhirnya saya ke mall yang ada di seberang kebun raya, BTM (Bogor Trade Mall), nah kalau yang ini selevel dengan Saphir Square. Disana saya memang sudah berharap semoga ada bioskopnya, untungnya ada, tapi filmnya jelek2, 5studio, 3 diantara film hantu Indonesia, Tekken dan Predator. Saya memilih Predator yang memang 8 menit lagi akan dimulai. Harga tiketnya 15rb. Lumayan saya bisa ngadem dan sedikir
relaks disana. Sekitar hampir jam 3 saya pulang menuju hotel.

Mama saya sudah menunggu di depan, barang-barang sudah saya rapikan dari jam 9 pagi, sudah saya Chek Out dan saya titipkan barang-barang di resepsionis. Taksi sudah ditelpon, saya mengambil barang, 10 menit kemudian taksi datang. Taksi darisana menuju bandara seharga 260an. Kami sampai di bandara jam 5, sedangkan keberangkatan jam setengah 8. Kami makan dulu di Bakmi GM saya penggemar mi, tetapi karena perut saya bermasalah saya cuma makan nasi ayam saja :( Dokter melarang keras saya makan mi-mi, terutama mie instan (sehari saya bisa makan mi instan 2x) daaan ternyata pesawat delay, jam 9 kami baru masuk. Jam 10 saya sampai di Bandara Adi Sucipto.
Akhirnya Yogyakarta :) Tidak ada yang senyaman Yogyakarta. Lebih tepatnya, tidak ada yang senyaman rumah sendiri.

No comments:

Post a Comment