Monday, October 18, 2010

Kisah si maling


Hai! Awalnya saya hanya memposting ini di twitter, lantas teman saya mengira saya tidak punya blog dan terpaksa "nyampah" di timelinenya, hha.

Ini adalah sebuah cerita tentang kejadian yang pernah menimpa saya sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Pada awalnya saya hanya ingin bercerita tentang kebocoran yang terjadi di kamar saya.


Pernah pakai payung di kamar? air yang menggenang di dalamnya sudah lebih 3cm hingga keluar kamar. I DO. #alasanbolossekolahdulutapinyata

Kamar saya dimodif sunroof. Semua air turun gara" genteng yang ada di atas kamar ambrol. Dan hanya di kamar saya saja. LKS saya jadi basah.

Lalu setelah memposting status di atas saya terdorong untuk menceritakan kemalingan yang pernah saya alami, selamat membaca :)

Sekitar jam 3 pagi, saya melihat bayangan mengendap-ngendap dari pintu kamar saya, tiba" dia menyalakan lampu, ternyata dia membawa pisau!

Pisau yang dia bawa panjang, tidak seperti pisau masak. Apalah namanya saya tidak tahu. Dan pisau itu nampak berkarat. Lalu dia berkata...

"Diam. Mana laptopnya. Saya tidak akan menyakiti kalau kalian tenang." sya pun hanya diam tercengang masih tidak percaya dengan apa yg tjd.

Lalu adik perempuan saya terbangun dan menjerit. Tiba-tiba dari kamar yang berbeda mama bangun dan berjalan menuju suara jeritan berasal.

"Hei kamu! Diam kamu. Berlutut. Mana emasnya!" tanya si pencuri sambil menodongkan pisau ke arah kami bertiga.

"emasnya tidak di kamar ini. Di kamar satunya." jawab saya dan adik saya. Lalu si pencuri pergi membawa mama saya.

Saat itulah saya menelpon 108 melalui HP dan bertanya nomer polisi Condong Catur. Saya sudah bilang emergency dan ada maling. Tp sama saja.

Operator sialan! Saya sudah deg"an. Saya diberi nomer, tetapi nomernya bukan nomer Jogja ternyata.

Lalu saya telpon lagi 108, bertanya lebih tenang. Lalu saya mendapatkan nomer telepon polisi yang benar.

Saya lalu menelpon polisi tetapi ketika tersambungkan, si pencuri sudah kembali ke kamar. Terpaksa saya matikan. Damn!

Ohya ada yang terlewatkan. Sebelum pencuri membawa mama saya. Mama saya sempat mengelus-ngelus pundak pencuri dengan halus dan berkata..

"Tenang, tenang. Kamu mau apa? Saya berikan. Tenang ya, saya berikan, tapi jangan bertindak gegabah. Jgn lukai orang lain ya." krg lbh bgtu.

nah, setellah pencuri kembali tanpa ada mama saya disebelahnya, dia mulai masuk ke kamar saya dan mencari barang-barang berharga lainnya.

Pencuri meminta HP adek dan saya. Saya ngeles HP saya tidak di kamar. Sedangkan adik saya menyodorkan HPnya sambil menangis dan berkata..

"HPku jelek, murah ini. Ambil aja gpp, tapi simcardnya aku ambil dulu ya." sambil tetap menangis. Saya bingung! Apalagi pencurinya =,=

Pencuri sudah mulai gugup dan berkata "Tenang. Saya tidak akan melukai kalian" (tapi sambil menodongkan pisau panjangnya.) dan dia keluar.

Lalu si pencuri kembali lagi dan bertanya dimana tas laptopnya..

Lalu adik saya memberikan tas laptop bernuansa bunga-bunga dengan warna dasar biru tua yang br saja saya beli. Dan laptop saya dibungkusnya.

Mama saya bertanya apakah kami berdua baik-baik saja. dan ayah saya masih linglung karena baru bangun. Kami mengunci diri di kamar itu.

HP bpk diluar, mama tdk punya HP (saat itu), saya dan adik saya tidak punya pulsa. Kami mau teriak takut ada segerombolan penjahat diluar

Adik dan saya hanya terdiam, lalu kami melihat bayangan si pencuri melalui jendela kamar saya. Dia sudah keluar rumah lewat samping.

adik dan saya keluar kmr dan secepat mgkin mengunci pintu samping. Ternyata mama saya dikunci di kamarnya, untung saja.. Kami masuk ke kamar

saat itu kami memikirkan adik laki" saya yang tidur di lantai atas (atau sebenarnya tidak memikirkan ya?) semua pikiran sedang kacau

beberapa menit kemudian kami beranikan keluar kamar. Lalu ayah saya menelpon tetangga-tetangga. Sekitar jam 4 pagi.

Ternyata ayah saya kira kami memang kecurian tetapi tidak sempat bertemu malingnya =,= Ketinggalan banget ya.

Lalu tetangga datang, bahkan ada yang membawa pedang. Mereka mulai mencari tapi tidak menemukan si pencuri. Beberapa menit polisi dtg.

Beberapa menit itu sktr 1jam. Ternyata para polisi nyasar, kebingungan mencari rumah kita. =,=.Lalu mereka mulai bertanya kronologinya.

Mama saya mendapatkan pujian dari beberapa polisi dengan tindakannya yang sangat berani. Padahal beliau super gugupan. Itulah cinta Ibu.

Sekitar jam 7 pagi, bapak, mama dan saya pergi ke kantor polisi untuk membuat keterangan. Saya masih lemas, ditambah perut saya sakit sekali

Karena malam harinya saya minum obat pencahar, dan baru bereaksi. =,=. Lalu saya cepat-cepat bercerita.

Siang hari adik laki-laki saya bertanya kenapa kakak ke kantor polisi. Laki-laki di rumah saya ketinggalan berita terus.

Dan siang hari itu juga adik perempuan saya memerankan si pencuri sambil tertawa-tawa dengan enteng. =,=

Saya tidur, dan beberapa hari itu saya tidur sambil berkeringat, menangis-nangis dan kadang berteriak. Ternyata saya mengalami trauma.

Mama saya tidak tega dan mengajak saya ke luar kota berdua. Tapi saya menolak, tidak tau alasannya apa. Lupa.

lambat laun trauma saya menghilang. Hanya saja saya menjadi peka terhadap bunyi"an atau gerakan ketika di kamar, kadang halusinasi.

Setiap lampu kamar padam saya langsung terbangun dan sesak nafas.

Tapi untungnya saat ini saya tidak begitu lagi. Hanya sedikit takut dalam gelap tapi khusus di kamar saya. Saya melakukan self hynosis.

Dan sampai saat ini maling itu tidak ditemukan. Begitulah ceritanya. Kejadiannya terjadi April 2009.#sungguhsungguhterjadi. Maaf nyampah.

Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita yang saya tuturkan barusan. Terimakasih.


Begitulah saya mengakhiri twit edisi maling @ my bedroom
Banyak orang yang mengalami hal yang lebih mengerikan, jangan merasa Andalah orang tersial atau orang paling sengsara. Lakukanlah sesuatu yang dapat membuat masalah anda selesai :)

No comments:

Post a Comment