"Pa, kenapa kalau ada bintang jatuh orang-orang berdoa?" tanya seorang anak.
"Kamu pernah jatuh kan kak?" tanya papa
"Iya Pa."
"Nah, sakit nggak?"
"Kadang-kadang sakit."
"Ya, kadang sakit kan.. Itu dia sama bintang jatuh juga sakit."
"Oh, iya pa ya! Jadi orang-orang itu lagi doain bintang yang jatuh biar nggak sakit?"
"Bukan."
"Terus Pa?"
"Emang siapa sih kak orang-orang yang berdoa itu?"
"Nggak tau..."
"Loh, terus kok bisa tanya gitu sama Papa?"
"Kok Papa malah marah?"
"Nggak marah kakak.. Papa akan selalu memberi jawaban yang benar untuk kamu. Papa nggak tau siapa mereka dan kenapa mereka berdoa waktu ada bintang jatuh. Tapi kalau kakak mau tau, papa samperin."
"Gitu Pa? Papa bukan kabur kan? Jangan-jangan papa nggak tau jawabannya?"
"Papa memang nggak tau apa yang mendorong mereka untuk berdoa, bagaimana mereka memutuskan untuk berdoa, doa apa, seperti apa, dan bagaimana, papa nggak tau. Ditambah kakak nggak tau juga siapa orang yang kakak tanya? Kalau itu mama... Papa bisa tanya sekarang, meskipun belum tentu mama pun bisa kasi jawaban yang sebenar-benarnya."
"Pa..."
"Ya?"
"Kalau papa sendiri berdoa nggak?"
"Tadinya nggak, tapi kalau nanti ada bintang jatuh, papa berdoa untuk kamu ya? Mau?"
"Kenapa?"
"Karena papa juga pingin tau kaya' kakak, kenapa berdoa? OK kak? Sini kesayangan papa... 20 tahun lagi... Kalau kakak liat bintang jatuh, kakak akan berdoa, bukan karena bintang jatuh, tapi karena kenangan yang pernah tersimpan. Kakak bintang jatuhnya papa, doanya papa."
No comments:
Post a Comment