Perjalananku masih panjang, sepintas kusempatkan menoleh ke belakang, ada sesuatu yang menginterupsiku. Tidak lama, langkahku yang cepat itu gontai dan memutuskan untuk putar balik. Aku tidak menoleh lagi, aku menghampirinya. Sempatkah? Apakah semua ini adalah hal yang dipaksa untuk disempatkan? Jangan-jangan aku yang memaksakannya?
Sama saat aku berlari dan melaut, mencapai apakah sebenarnya aku? Terlalu sering aku membelokkan diri untuk rehat yang malah membuatku semakin lelah. Terlalu cepat terlalu lama terlalu keterlaluan. Aku perlu memecah-mecahkannya, semua mulai bercampur menjadi satu, ketakutanku untuk bangkit kembali. Aku selama ini hanya berjalan dalam tidur... Peluh keringat, isak tangis, goresan-goresan, tawa bahak, senyum manisku.. Hanya mimpi.. semua kenangan itu, namanya, ceritanya, rasanya... Utopia...
Sampai akhirnya aku mengerang-ngerang aku tertawa-tawa aku terisak-isak dan membuat semua orang menoleh. Duniaku mulai bergoyang gemuruh suara orang berlari seakan ingin menubrukku. Lagi ini adalah mimpiku. Duniaku hancur semua menjadi abu-abu. Mataku... Aku terbangun! Aku terbelalak cemas terbelalak kaget. Apa-apaan ini? Tubuhku mulai kejang, kulitku seperti ditusuk-tusuk, dan aku tidak tahu lagi bagaimana berdiri, tulangku meleleh, aku tertidur lagi.. Tak ada mimpi tak ada dunia. Pingsan kata orang.
Duniaku.. Aku menciptakannya saat kuterbangun. Aku tahu itu semua dari melihat bagaimana aku mengekspresikan kepedihan, kebahagian juga kebingungan. Duniaku... Tercipta dari paduan ekspresi orang yang bercerita mengenaiku, dari gambar yang mereka coba tangkap dan tunjukkan padaku. Aku... harus memulainya.. dari negatif kesekian dan minus pemeran utamaku..
No comments:
Post a Comment