Katakanlah aku sedang melaut, berenang-renang menuju ke tepian.
Pulau yang tak nyata, sebuah harapan, fatamorgana.
Aku masih berenang.
Sedikit kunikmati sejuknya air, sedikit kunikmati goyangan-goyangan ombak yang membawaku.
Sekali aku ingin melayang, pasrah mengikuti kemana mereka ingin membawaku.
Kadang kurasa sejuk kadang menusuk tulang kadang membuatku terbakar.
Sehebat apapun aku mensugestikan kenikmatan, hal-hal itu tetap tak terelakkan.
Kutelungkupkan kepala sesekali untuk memandangi apa yang sangat ingin kutinggalkan.
Kutengadahkan kepala sesekali untuk memandangi apa yang selama ini telah tertinggal.
Aku masih berenang.
Tubuhku semakin kuat menghadapi ganasnya lautan, namun di dalamnya mulai rapuh menunggu.
Pikiranku semakin cepat menanggapi bahaya yang akan kulewati, meski tidak berada di tempat yang sama.
Aku masih berenang.
No comments:
Post a Comment