“Aku tidak harus menikah untuk punya anak.”
“Haaaaah...?” Aku hanya tertegun sedikit bingung sedikit kaget sedikit takut.
“Iya kan? Hha! Kenapa kamu? Mukamu itu loh.” Run melirikku dengan nakal, dasar ganjen.
Sekejap aku berpikir jangan-jangan dia bermaksud untuk memiliki anak dariku tanpa ikatan pernikahan, waw! Tidak bisa disangkal aku adalah bibit unggul, tapi ah tidak jika nantinya aku harus ikut membiayai segala tetek bengek itu.
Baik, pernyataan dia sepertinya sebuah jebakan. Sungguh retorik... Senyum sajalah! Sialan, wanita ini membuatku ingin membuat anak dengannya! Hampirilah aku ekstase!Nanti.. Nanti..
“Hai! Apa maksud cengiranmu barusan?” badannya mendekat kepadaku, aroma dan lekuk tubuhnya semakin jelas! Ah untung ini kampus. Thanks God! Aku belum siap menjadi ayah!
No comments:
Post a Comment