Which is better?
Merasa cepat bersalah, sering mengumbar kata maaf dan akhirnya melakukan hal yang sama dengan cepat juga atau Tidak merasa bersalah, terkondisikan bermasalah, tidak meminta maaf, dan jalan seperti biasanya.
Kalau saya lebih memilih yang pertama.
Memang kata maaf kalau sudah biasa diucapkan jadi tidak begitu berarti, sama dengan berkata "i love u", tetapi menurut saya, selama memang kita bersalah, kita kudu minta maaf. Selama kita memang cinta, biar saja berkata cinta terus-terusan, perkara dia bosan apa tidak kan urusan dia yang mendengar, ya asalkan memang diimbangi antara apa yang diucap dengan apa yang ditindak. Hanya saja, beberapa keadaan yang pernah saya alami terhadap sebagian orang terbagi menjadi dua karakter di atas ketika menghadapi masalah dengan saya.
1. Dia membuat kesalahan, mengumbar maaf, maaf dan maaf, hingga dengan mudahnya berkata maaf, kadang tidak mengerti ketika ditanya minta maaf kenapa, yang jelas dia harus berkata maaf.
2. Dia membuat kesalahan, sedikitnya tersindir, menunjukkan bahwa dia sepertinya membuat kesalahan kepada saya, tetapi enggan berkata maaf. Atau lupa, atau mungkin sebenarnya tidak merasa.
Ya begitulah dua karakter dominan yang sering saya jumpai, hal ini tentunya dipengaruhi juga dengan karakter saya, yang bisa jadi bagi si A saya terlalu mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu, bagi si B saya pasti mempermasalahkannya atau bisa jadi bagi si C saya sama sekali tidak merasa bermasalah, sehingga memunculkan beberapa karakter baru.
Merasa cepat bersalah, sering mengumbar kata maaf dan akhirnya melakukan hal yang sama dengan cepat juga atau Tidak merasa bersalah, terkondisikan bermasalah, tidak meminta maaf, dan jalan seperti biasanya.
Kalau saya lebih memilih yang pertama.
Memang kata maaf kalau sudah biasa diucapkan jadi tidak begitu berarti, sama dengan berkata "i love u", tetapi menurut saya, selama memang kita bersalah, kita kudu minta maaf. Selama kita memang cinta, biar saja berkata cinta terus-terusan, perkara dia bosan apa tidak kan urusan dia yang mendengar, ya asalkan memang diimbangi antara apa yang diucap dengan apa yang ditindak. Hanya saja, beberapa keadaan yang pernah saya alami terhadap sebagian orang terbagi menjadi dua karakter di atas ketika menghadapi masalah dengan saya.
1. Dia membuat kesalahan, mengumbar maaf, maaf dan maaf, hingga dengan mudahnya berkata maaf, kadang tidak mengerti ketika ditanya minta maaf kenapa, yang jelas dia harus berkata maaf.
2. Dia membuat kesalahan, sedikitnya tersindir, menunjukkan bahwa dia sepertinya membuat kesalahan kepada saya, tetapi enggan berkata maaf. Atau lupa, atau mungkin sebenarnya tidak merasa.
Ya begitulah dua karakter dominan yang sering saya jumpai, hal ini tentunya dipengaruhi juga dengan karakter saya, yang bisa jadi bagi si A saya terlalu mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu, bagi si B saya pasti mempermasalahkannya atau bisa jadi bagi si C saya sama sekali tidak merasa bermasalah, sehingga memunculkan beberapa karakter baru.
No comments:
Post a Comment