"In school we learn that mistakes are bad, and we are punished for making them. Yet, if you look at the way humans are designed to learn, we learn by making mistakes. We learn to walk by falling down. If we never fell down, we would never walk."
— Robert T. Kiyosaki (Rich Dad, Poor Dad)
Saya teringat salah satu percakapan "ngeyel" saya dengan teman mengenai sebuah kegagalan. Doanya, untuk dekat dengan kegagalan, untuk selalu gagal, supaya selalu belajar belajar belajar dan belajar. Loh? Orang kan pinginnya sukses kenapa malah minta gagal... Dalam hati saya, jangan-jangan ini pembelaan dari *kegagalan yang sedang dia alami, sebuah *kegagalan dari Tuhan, sebuah kesuksesan atas terkabulnya doa dia. Ah... Tapi tidak, dia tak ada gagal.. Sama sekali tak ada gagal, semua terencana, segala yang dia alami adalah hal yang telah siap dihadapinya.
Kenapa tidak bisa minta sukses aja? Kan nggak enak gagal.. Kalau bisa dikasih enak, mending yang enak aja.. Toh kalau memang doa dikabulkan, lebih baik yang sukses aja kan?
Teman saja menjawab, ya gimana belajarnya kalau sukses langsung? Gagal dulu untuk sukses.
Loh? Apa nggak bisa sukses aja.
Memangnya ada? Siapa? Yang sukses? Sukses terus?
Ada...
Siapa?
Saya!
No comments:
Post a Comment