Denial Denim , sebuah produk celana jeans handmade, dengan jumlah produksi terbatas setiap serinya dan enawarkan bentuk pengemasan yang unik. Berbeda dengan denim lainnya, Denial memberi lebih pada seni pengemasannya serta tema mengenai perlindungan alam dan lingkungan ( hal ini diwujudkan dengan bentuk produk yang ramah lingkungan).
Produk yang ingin disampaikan kepada khalayak adalah sebuah denim eksklusif, yaitu produk dengan kualitas yang baik, dan sangat collectible. Sebagai denim baru dan masih minimnya budget dalam pemasaran, Denial memulai pemasarannya melalui internet. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Denial adalah meriset pasar, riset merupakan bagian penting yang perlu dilakukan sebelum memasarkan suatu produk di internet. Tentu hal ini guna untuk mengetahui bagaimana potensi peta pasar yang akan dibidik, apakah potensial atau malah sebaliknya.
Riset pasar dimulai dengan menentukan segmentasi pasar. Target yang ditentukan Denial adalah golongan menengah ke atas dan mengerti akan nilai-nilai sebuah denim yang tidak sembarang produk denim biasa. Setelah mengetahui golongan yang yang ingin dirangkul, maka riset yang selanjutnya adalah melihat wilayah yang dicakup oleh golongan tersebut. Jakarta menjadi target unggul dalam melakukan pengenalan produk. Melalui riset pasar, Denial menentukan banyaknya pencarian terhadap produknya dan bagaimana reaksi pasar. Seperti konsep demand, tidak hanya menjual sebuah produk namun melihat apa yang diinginkan oleh pasar, dan tentunya lagi-lagi riset sangat diperlukan.
Produk yang ingin disampaikan kepada khalayak adalah sebuah denim eksklusif, yaitu produk dengan kualitas yang baik, dan sangat collectible. Sebagai denim baru dan masih minimnya budget dalam pemasaran, Denial memulai pemasarannya melalui internet. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Denial adalah meriset pasar, riset merupakan bagian penting yang perlu dilakukan sebelum memasarkan suatu produk di internet. Tentu hal ini guna untuk mengetahui bagaimana potensi peta pasar yang akan dibidik, apakah potensial atau malah sebaliknya.
Riset pasar dimulai dengan menentukan segmentasi pasar. Target yang ditentukan Denial adalah golongan menengah ke atas dan mengerti akan nilai-nilai sebuah denim yang tidak sembarang produk denim biasa. Setelah mengetahui golongan yang yang ingin dirangkul, maka riset yang selanjutnya adalah melihat wilayah yang dicakup oleh golongan tersebut. Jakarta menjadi target unggul dalam melakukan pengenalan produk. Melalui riset pasar, Denial menentukan banyaknya pencarian terhadap produknya dan bagaimana reaksi pasar. Seperti konsep demand, tidak hanya menjual sebuah produk namun melihat apa yang diinginkan oleh pasar, dan tentunya lagi-lagi riset sangat diperlukan.
Setelah meriset pasar, Denial yang memulai dengan pemasaran lewat media internet merambah forum, dimana terdapat sebuah komunitas-komunitas yang nantinya akan mengembangkan pemasaran produk tersebut. Membangun sebuah komunitas menjadi langkah pemasaran yang baik dalam media baru. Dalam sebuah forum, maka akan dibahas mengenai bagaimana Denial dipandang oleh kelompok-kelompok yang sudah ditargetkan oleh Denial melalui riset pasar sebelumnya. Apakah Denial sudah bisa diterima oleh targetnya, dan melalui forum-forum tersebut melibatkan sebuah riset pengembangan produk.
Riset pengembangan produk meliputi tes konsep yang dipegang oleh Denial, bagaimana produk tersebut diterima oleh pangsa pasarnya. Denial yang memangsa pasar menengah ke atas dan dengan komunitas pecinta denim, menawarkan sebuah konsep produk yang berbeda. Sebuah produk yang eco friendly dengan pembrandingan produk yang dibungkus dengan nilai estetika yang tinggi. Melalui forum, maka akan diketahui hal-hal yang diperlukan Denial dalam memasarkan produknya dengan tepat.
Kasus yang pernah terjadi adalah beberapa pemerhati denim mempertanyakan konsep yang diusung Denial tersebut, "Denial sebagai denim eco friendly namun produknya menggunakan kayu dan kulit. apa tidak bertentangan?" Hal tersebut akhirnya dipergunjingkan, sehingga memunculkan minat lebih kepada khalayak terhadap produk. Melalui riset terhadap pengembangan produk itulah Denial menunjukkan bagaimana konsep ditangkap oleh targetnya lalu akhirnya menjelaskan bagaimana konsep tersebut ingin disampaikan dan diterima oleh khalayak.
Setelah memasuki beberapa forum, lalu dimulailah dengan penggunaan blog yang mendorong Denial untuk lebih menjelaskan secara lebih rinci mengenai konsep dan produknya. Sering diketahui pula kalau di dunia pemasaran tradisional, efek pemasaran dari mulut ke mulut ternyata lebih ampuh daripada memasang iklan di majalah atau TV. Sebagai analoginya, di dunia pemasaran online, dikenal pula pemasaran viral. Konsepnya sama, seseorang yang menerima info, terdorong untuk menyebarkan info tersebut ke rekan-rekannya. Bentuknya di internet bervariasi, dan untuk kasus Denial info tersebut berkembang melalui rekomendasi yang diberikan oleh beberapa forum yang mengangkat produk tersebut. Contohnya adalah dengan Denial Denim mulai disorot oleh media webzine ataupun fashion blog seperti moreyeah.com, readandwhite.com, footurama.com, sneakersindo.com, darahkubiru.com, dan kaskus.com.
Denial Denim yang mulai dibicarakan oleh blog-blog fashion tersebut tanpa membayar budget untuk beriklan, sudah mencapai tahapan 'publikasi' oleh para pemerhati fashion. Hal-hal ini bisa terjadi tentunya dukungan dari riset-riset yang dilakukan oleh Denial, mulai dari riset pasar dan riset pengembangan produk. Setelah itu, akhirnya mulailah terjadi proses pembelian oleh konsumen. Maka riset tidak berhenti sampai disitu, riset yang selanjutnya dilakukan adalah riset perilaku konsumen, sikap penggunaan konsumen dan riset kepuasan konsumen.
Ternyata beberapa dari pembelian yang dilakukan oleh konsumen, ketika konsumen telah melihat produknya dan mengajak berbincang-bincang mengenai nilai produk tersebut membuat konsumen menjadi semakin percaya mengenai apa yang telah dibelinya. Hal itu tentunya mempengaruhi bagaimana konsumen menilai dan menggunakan produk tersebut dan ketika konsumen puas, tanpa perlu diminta konsumen merekomendasikan denial tersebut kepada teman-temannya. Disitulah peran konsumen dalam pemasaran, terjadi bentuk sebuah loyalitas melalui kepuasan yang terbentuk.
Kedepannya Denial Denim akan menitipkan sejumlah barang ke premium-premium store secara limit dan memasarkan hingga ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia, namun tetap sejalan dengan konsep dan idealis produk. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan oleh Denial adalah sebuah riset pendistribusian yang sedang dalam proses.
Kesimpulan:
Denial Denim adalah salah satu kasus dimana riset memegang peranan penting dalam proses pemasaran dan periklanan. Bahkan sebagai produk baru di tahun 2010 ini dengan low budget, riset pun sangat berpengaruh dalam memperkenalkan dan mengembangkan produknya dan menghasilkan high impact. Berbagai riset yang dilakukan oleh Denial tentunya pernah dimulai oleh beberapa brand besar seperti Nike yang memanfaatkan people power. Kemudahan yang ditawarkan Internet dalam membentuk komunitas telah mendorong banyak pemain lain, besar maupun kecil dan dari berbagai industri, untuk melakukan hal serupa yaitu merangkul komunitas untuk mendapatkan promosi getok tular, word of mouth. Bahkan lebih dari itu komunitas yang dibentuk juga bisa diharapkan memberi masukan untuk pengembangan produk dan jasa seperti yang pernah dilakukan oleh Dell Inc. Maka terlihat dengan jelas bagaimana sebuah riset tersebut berfungsi dalam sebuah pemasaran dan periklanan.
Riset pengembangan produk meliputi tes konsep yang dipegang oleh Denial, bagaimana produk tersebut diterima oleh pangsa pasarnya. Denial yang memangsa pasar menengah ke atas dan dengan komunitas pecinta denim, menawarkan sebuah konsep produk yang berbeda. Sebuah produk yang eco friendly dengan pembrandingan produk yang dibungkus dengan nilai estetika yang tinggi. Melalui forum, maka akan diketahui hal-hal yang diperlukan Denial dalam memasarkan produknya dengan tepat.
Kasus yang pernah terjadi adalah beberapa pemerhati denim mempertanyakan konsep yang diusung Denial tersebut, "Denial sebagai denim eco friendly namun produknya menggunakan kayu dan kulit. apa tidak bertentangan?" Hal tersebut akhirnya dipergunjingkan, sehingga memunculkan minat lebih kepada khalayak terhadap produk. Melalui riset terhadap pengembangan produk itulah Denial menunjukkan bagaimana konsep ditangkap oleh targetnya lalu akhirnya menjelaskan bagaimana konsep tersebut ingin disampaikan dan diterima oleh khalayak.
Setelah memasuki beberapa forum, lalu dimulailah dengan penggunaan blog yang mendorong Denial untuk lebih menjelaskan secara lebih rinci mengenai konsep dan produknya. Sering diketahui pula kalau di dunia pemasaran tradisional, efek pemasaran dari mulut ke mulut ternyata lebih ampuh daripada memasang iklan di majalah atau TV. Sebagai analoginya, di dunia pemasaran online, dikenal pula pemasaran viral. Konsepnya sama, seseorang yang menerima info, terdorong untuk menyebarkan info tersebut ke rekan-rekannya. Bentuknya di internet bervariasi, dan untuk kasus Denial info tersebut berkembang melalui rekomendasi yang diberikan oleh beberapa forum yang mengangkat produk tersebut. Contohnya adalah dengan Denial Denim mulai disorot oleh media webzine ataupun fashion blog seperti moreyeah.com, readandwhite.com, footurama.com, sneakersindo.com, darahkubiru.com, dan kaskus.com.
Denial Denim yang mulai dibicarakan oleh blog-blog fashion tersebut tanpa membayar budget untuk beriklan, sudah mencapai tahapan 'publikasi' oleh para pemerhati fashion. Hal-hal ini bisa terjadi tentunya dukungan dari riset-riset yang dilakukan oleh Denial, mulai dari riset pasar dan riset pengembangan produk. Setelah itu, akhirnya mulailah terjadi proses pembelian oleh konsumen. Maka riset tidak berhenti sampai disitu, riset yang selanjutnya dilakukan adalah riset perilaku konsumen, sikap penggunaan konsumen dan riset kepuasan konsumen.
Ternyata beberapa dari pembelian yang dilakukan oleh konsumen, ketika konsumen telah melihat produknya dan mengajak berbincang-bincang mengenai nilai produk tersebut membuat konsumen menjadi semakin percaya mengenai apa yang telah dibelinya. Hal itu tentunya mempengaruhi bagaimana konsumen menilai dan menggunakan produk tersebut dan ketika konsumen puas, tanpa perlu diminta konsumen merekomendasikan denial tersebut kepada teman-temannya. Disitulah peran konsumen dalam pemasaran, terjadi bentuk sebuah loyalitas melalui kepuasan yang terbentuk.
Kedepannya Denial Denim akan menitipkan sejumlah barang ke premium-premium store secara limit dan memasarkan hingga ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia, namun tetap sejalan dengan konsep dan idealis produk. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan oleh Denial adalah sebuah riset pendistribusian yang sedang dalam proses.
Kesimpulan:
Denial Denim adalah salah satu kasus dimana riset memegang peranan penting dalam proses pemasaran dan periklanan. Bahkan sebagai produk baru di tahun 2010 ini dengan low budget, riset pun sangat berpengaruh dalam memperkenalkan dan mengembangkan produknya dan menghasilkan high impact. Berbagai riset yang dilakukan oleh Denial tentunya pernah dimulai oleh beberapa brand besar seperti Nike yang memanfaatkan people power. Kemudahan yang ditawarkan Internet dalam membentuk komunitas telah mendorong banyak pemain lain, besar maupun kecil dan dari berbagai industri, untuk melakukan hal serupa yaitu merangkul komunitas untuk mendapatkan promosi getok tular, word of mouth. Bahkan lebih dari itu komunitas yang dibentuk juga bisa diharapkan memberi masukan untuk pengembangan produk dan jasa seperti yang pernah dilakukan oleh Dell Inc. Maka terlihat dengan jelas bagaimana sebuah riset tersebut berfungsi dalam sebuah pemasaran dan periklanan.
Daftar Pustaka
http://denialdenim.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment